Kamis, 29 Desember 2011

Cerita Panas 17 tahun ABG SMA Pesta Seks

Menjelang hari terakhirku ujian semester kenaikan kelas 12 terasa sangat begitu menjemukan, dengan penuh perasaan bete ku memasuku kamar kost-an ku. Perlahan ku membuka daun pintu dan baru saja hendak melangkahkan kaki ingin segera sampai diranjang empuk ku, Kang Dayat lewat dengan sok imutnya menggodaku.
“Neng,.. “ Aneh rasanya liat kang Dayat cengengesan begitu,. Terlebih aku belum melakukan pembalasan pada Kang Dayat,..
“Aya naon Kang bujang ?? “Tanya ku males,..
“Nama saya Dayat Neng, bukan bujang,.. “Protesnya,..
“Yaaa terserah aku dong!!.. kan emang bujang artinya pembantu bukan??“ balasku
“Yaaaaahhhh, si Neng, Bujang nama Neng,.. bukan artinya pembantu,.. “Terangnya,..
“Owh, gitu,.. terus ada apa Kang Dayat manggil-manggil aku???“ Aku ingin sekali cepat masuk ke ranjang empuk itu, sebal melihat mukanya yang jelek itu,..
“Ah, tidak apa-apa kok Neng, kangen aja,..“ Dia cengengesan, di kira imut kali ya?? hahahaha, hatiku jadi geli sendiri
Aku melangkah masuk dalam kamar,.. kukunci rapat-rapat biar Kang bujang, eh Kang Dayat gak masuk ke dalam lagi kayak kejadian waktu itu,.. tunggu aja Kang Dayat, seminggu lagi ya..
Singkat kata, yang gak perlu aku menceritakan bagaimana susahnya semester SMA ku, akhirnya seminggu kemudian, hari kamis waktu itu, temen waktu datang ke tempat ku. Yang satu namanya Maria yang ini tipe cewek yang bener-bener cerewet, 78X lebih bawel daripada aku, Montok tapi tetep seksi,.. dengan rambutnya di cat kuning,.. yang satunya lagi nama Sutari, tapi kita biasa manggil dia Tari,.. sama cerewetnya sama aku, cantik dech orangnya dan rambutnya juga masih panjang seperti dulu, kesannya anggun..

Nah kebayang gak gimana rame-nya kamar kost aku, ada tiga cewek SMA super bawel yang seperti sudah sekitar tiga bulan gak ketemu,. Dan kayaknya gak kan menarik juga buat diceritain kan,.. masa pembaca Cerita Ngentot | Cerita Dewasa | Cerita Dewasa hot mau denger juga kita gosipin cowok, nanti pada kesinggung lagi…
Sampe akhirnya aku ngungkapin ide gila buat ngerjain Kang Dayat itu,.. pertamannya Tari menolak ide gila itu,. Beda dengan Maria yang penasaran dengan kontol impotent-nya Kang Dayat,..
“Yakin Mar ?? “tanya Tari,.. mukanya gak yakin gitu,..
“Yakin lah, itung-itung bantuin temen hahaha,.. “
“emang punya rencana pa Mar ?? “Tanya-ku penasaran,..
Maria pun membisik kami bertiga,..Mendengar idenya yang gila itu Aku dan Tari langsung tertawa,..
“Tapi lu ya yang banyak godain,.. “Tari masih tertawa menodong Maria,.
“Iya dech beres,… “Maria ikut tertawa-tawa,..
Maka Operasi Balas Dendam pun dimulai,..
“Kang Dayat, tolong donk,.. “Aku memanggil Kang Dayat yang kebetulan lewat, padahal sebenarnya memang sengaja sudah kutunggu,..
“Loh ada apa Neng, “Iya buru-buru mendekat, pasti bukan karena dia pembantu yang rajin, tapi melihat ku yang hanya mengenakan handuk membebat tubuh-ku,..
“Itu Kang Dayat, Air dikamar Mandi mati,.. “Rajuk-ku,..
“Tar Kang Dayat periksa diatas,.. “Katanya, matanya itu udah kayak mau nerkam aja,..
“Itu Kang Dayat, Shower aku aja kali yang mati, soalnya di Wastafel nyala koq,.. “
“OW, ya sudah Kang Dayat masuk ya, periksa,.. “Wajahnya itu seolah mengatakan, “Nah gini donk, ini yang gue tunggu,.. “
Namun Kang Dayat begitu terkejut setelah memasuki kamar-ku itu, Maria dan Tari berdiri disebelah kursi yang biasa kupakai untuk main komputer dan browsing DS,. Keduanya tersenyum manja menatap Kang Dayat,..
“Duduk sini donk Kang,.. “Goda Maria,.Sementara aku menutup pintu kamar-ku
“Keran,.. “, “Saya mau benerin keran,.. “ Kata Kang Dayat, pura-pura… dasar bandot yang suka pura-pura,..
“Tar aja, sini dulu duduk,.. “
Kang Dayat seperti kebinggungan, menarik nafas sebelum kemudian melangkah ke arah kursi, dan duduk diatasnya. Kang Dayat sekarang duduk di kursi, wajahnya tampak binggung namun juga ada guratan bahagia dalam senyumannya, bagaimana tidak, didepannya berdiri tiga orang gadis cantik yang notabenenya masih mahasiswi dengan hanya handuk yang membebat tubuh kami bertiga,..
Maria yang memang paling gila diantara kami langsung menggoda kang Dayat,..
“Kang Dayat ya ?? “goda Maria sambil duduk di paha Kang Dayat,..
Mimik Kang Dayat tampak seperti orang yang serba salah, ia mengganguk sambil menjawab dengan gelagapan,..
“I…I ya neng, neng siapa ya ?? “Tanya-nya, tampaknya ia masih malu-malu kucing, padahal biasanya gak tau malu,..
“Ah, Kang Dayat, ini kan temen aku, kenalin donk,.. “Goda-ku, sekaligus sebal melihat gaya-nya yang sok alim itu,..
“Dayat neng,.. “Sambat Kang Dayat, sambil menyalami Maria,..
“Maria,.. “Maria senyum menggoda,..tangannya melepas kancing-kancing baju Kang Dayat,..
“Kang Dayat Kang Dayat, kang Dayat suka ga diginiin ?? “Goda Maria sambil membelaikan jemarinya di dada Kang Dayat,..
Raut wajah kang Dayat terlihat sangat tidak biasa dan panik benar benar membuat perut ku menari menahan geli yang tak terkira, Maria memang benar-benar sangat serus mengoda Kang Dayat seperti itu, hal itu terlihat dari raut mukanya yang terlihat terbawa sange. Tari yang sedari tadi tampak nervous langsung tertawa lepas, malah ikut-ikutan menggoda Kang Dayat.
“Kang Dayat badannya kuat ya.”Bisik Tari tepat di depan telinga Kang Dayat
“Oh iya donk neng” Jawabnya dengan logat Kuningan. sementara ia sedikit menarik wajahnya tak tahan merasakan hembusan nafas Tari di telinganya.
“Buka ya Kang Dayat.”Maria hanya pura-pura saja, sementara ia dan Tari sudah memelorotkan celana Kang Dayat, hingga kontolnya yang lemah itu menggantung
Maria dan Tari menahan geli, sama seperti aku. Maria meraih tangan Kang Dayat meminta Kang Dayat melepaskan handuknya, iseng Kang Dayat juga langsung melepaskan kaitan handuk Tari.
“Aduh si akang.”Tari seperti kaget, melihat keusilan Kang Dayat, dan sontak saja membuat Tari bugil seutuhnya
“Hehehehe.”Kang Dayat membalas dengan cengengesannya.
“Kang Dayat mau ??”Tanya Maria.menunjuk kontol Kang Dayat yang masih terkulai lemah
“Apa aja mau dech Neng.”Kang Dayat cengengesan

Maria menunduk dan meraih kontol itu dengan tangannya, lidahnya dijulurkan keluar, dan tubuh Kang Dayat bergetar hebat saat lidah Maria menyentuh kontol kang Dayat.
“Duh Kang Dayat, seneng ya ??” aku mengejek
“Iya donk Neng, Makasih ya neng, si Eneng emang baik banget sama kang Dayat” Seperti yang kuduga, begitu aku mendekat Kang Dayat langsung menarik handuk satu-satunya pembungkus dibadan ku.
“Biar bugil semua” Katanya puas.
Aku hanya tersenyum saja melihat gelagatnya, sambil tertawa dalam hati menunggu balas dendamku beberapa saat lagi. Kang Dayat mulai berani dan memagut bibir Tari, Tari sendiri awalnya ingin menolak namun tak jadi, ia membiarkan Kang Dayat menciumnya sementara Maria lebih sibuk dengan usahanya dan memang paling bersemangat untuk membuktikan Ketidak-perkasaan kang Dayat itu, ia menggunakan lidahnya memainkan kontol Kang Dayat, sesekali mengulumnya tanpa rasa jijik sedikit pun, memang yang satu ini agak sedikit doyang nge-sex.
Ia mengulum kepala kontol Kang Dayat yang nanggung antara keras dan gak itu. sementara tangannya sibuk mengocok batang Kontol mininya. aku membantu Maria dengan memainkan buah pelir Kang Dayat, dan aku memang selalu tertarik dengan bentuk puting kang Dayat yang selalu mengacung, aku memainkan putingnya yang lucu itu dengan lidahku membelai dadanya hingga mulai basah sementara Kang Dayat masih sibuk memagut Tari, yang terlihat baik-baik saja menerima ciuman Kang Dayat yang benernya gak enak, dan asal-asalan, sementara juga tangan Kang Dayat tak membiarkan sepasang buah dada Tari yang menggantung didekatnya itu.
Tangannya memainkan payudara Tari, meremas-remasnya perlahan hingga sedikit kasar, yang membuat Tari sesekali merintih. cukup lama juga kami berempat dalam keadaan itu, namun kontol Kang Dayat tak kunjung berdiri, malah bergetar-getar dan menumpahkan spermanya ke dada Maria.
“Masih kuat Kang ??”Tanya Maria.
“Iya Kang Kalo gak kuat jangan dipaksa.”Ejek-ku, dengan nada halus.
“Iya loh Kang nanti impoten.”Kata Tari,
“Aduh Neng-neng ini, tenang itu belum apa-apa.”
“Bener nich Kang ??”Tanya Maria
“Bener dech Neng.”
“Ya sudah sini Kang ayo tiduran.”Maria membimbing Kang Dayat ke kasur-ku.
Maria berdiri sebelum memberikan memeknya itu tepat diwajah Kang Dayat, Kang Dayat dengan sigap menggerakan lidahnya membelai memek Maria itu, lidahnya menyapu-nyapu, sementara aku menggangu Kang Dayat dengan membelai-belai dada-nya dengan jemari-ku, sesekali aku menggunakan lidahku itu membelai putingnya itu.
Tubuhnya bergetar-getar menerima rangsangan demikian rupa, namun ia juga hanya bisa mendesah-desah tertahan, dan sedang sibuk menggerakan lidahnya di memek Maria, sesekali Maria mendesah-desah nikmat, memang aku tahu benar kalau itu salah satu keahlian Kang Dayat, selain permainan tangannya. tapi ya hanya dua itu yang bagus dari Kang Dayat, yang lainnya sich gak, apalagi Kontol mininya yang gak bisa tegak.
“Ehmmm, Kang Dayat.”Maria mendesah-desah, aku sedikit menahan tawa juga melihat ekspresi wajah teman-ku itu.
Sementara Tari mulai memainkan kontol Kang Dayat dengan tangannya, sepertinya ia sangat tertarik dengan kontol Kang Dayat yang memiliki kepala kontol yang disunat, tapi pendek dan lembek seperti itu. ia tersenyum-senyum sendiri sambil memainkan kontol itu dengan tangannya, sambil sesekali memainkan lidahnya di buah zakar kontol itu.
“Kang Dayat enak gak ??”Tanya Tari.
“Enn-ennak Neng. lagi.”Jawab Kang Dayat disela permainan Lidahnya untuk Maria..
“Kalo gitu bikin keras donk.”Tari senyum-senyum terhalang oleh tubuh Maria.
Kang Dayat sepertinya pura-pura tak mendengar dan meneruskan permainan lidahnya itu. Sementara aku dan Tari sekarang sibuk merangsang kontol Kang Dayat, sesekali terlihat ingin mengeras namun tak lama kemudian kembali lembek dan terkulai, aku dan Tari hanya senyum-senyum sendiri, melihat lemasnya kontol Kang Dayat itu, sementara tangan kami berdua saling bergantian memainkan kontol Kang Dayat mulai dari batangnya hingga buah pelir yang terlihat semakin matang kemerahan
Kontol mini dan layu itu itu seketika bergetar, tak lama kemudian tubuh Kang Dayat ikut-ikutan menjadi mengejang seperti orang ayan, sementara kontolnya mulai menumpahkan cairan peju, aku tertawa geli gak kepalang melihatnya, demikian juga dengan Tari.
“Kang koq udah ngecot nya??” Aku menggodanya
“Belum Neng, itu sich cuma baru permulaan aja, kita liat aja nanti, pasti si neng akang buat merem melek dibuatnya”
“Wah… bener nih??!!” Jawabku belaga pilon
“Kang Dayat kuat ya.”Maria pura2 memuji di sela desahannya.
“Iya donk neng, Dayaaaattt, gitu lho!!” Katanya bangga.
“Maria mau nyobain ya ??”Kata Maria lagi, mimik wajah Kang Dayat langsung berubah serius, seperti orang yang kebinggungan
“Ya sudah.”Katanya pasrah,.
Maria merangkak turun, ia menarik kontol Kang Dayat yang terkulai lemah itu, ia memandang Kang Dayat dengan ragu-ragu.
“Ini bisa Kang ??”Tanya Maria.
“Tergantung servis nya.” Kang Dayat berkilah
Maria hanya tersenyum, dan menindih kontol itu, dengan tangannya ia membimbing kontol itu tepat di mulut memek-nya, sementara perlahan ia mulai menggerakan tubuhnya membalur kontol Kang Dayat diantara tangannya dan mulut memeknya.
Pasti menarik gaya Maria itu andai kontol Kang Dayat bisa mengeras, aku dan Tari pun berpindah mencium Kang Dayat, namun wajah kang Dayat malah seperti orang yang sedang menahan rasa ngilu.sementara tangan-ku, menarik tangan Kang Dayat ke Payudara ku, perlahan Kang Dayat mulai meremas payudara ku itu, sambil membalas ciuman Tari, tangannya meremas payudara-ku, memainkan puting-ku, hingga aku sedikit mendesah menahan rasa yang diberikan oleh Kang Dayat,.
Melihat reaksi-ku Kang Dayat seperti diatas angin, tangannya mulai bergerak turun menuju belahan memek-ku, merenggangkannya dan menyentuh daerah sensitife-ku itu dengan tangannya. merasakan belaian tangannya di titik itu sedikit membuat tubuh-ku merinding, namun aku tak mau ketinggalan mengerjai Kang Dayat, aku pun menarik tangannya dari lubang kemaluan-ku itu, bis aku kan gampang banget naik-nya..
Aku menyodorkan saja Payudara ku kemulutnya, Kang Dayat melepaskan ciumannya dari Tari, dan memainkan Payudara ku itu dengan lidahnya, sentuhan lidahnya yang memainkan puting-ku membuat-ku merinding juga, terlebih sesekali gigitan pelannya itu. Namun bukan Kang Dayat kalau cepat puas, seolah melupakan rasa sakit yang mimiknya masih terekam jelas diwajahnya itu, tak dapat dari aku, tangan Kang Dayat bergerilya ke lubang kewanitaan Tari. Tari hanya diam saja, membiarkan tangan Kang Dayat bermain disana.
Wajah Tari pun mulai berubah, wajahnya yang merona merah, sementara Kang Dayat masih cukup dapat membagi konsentrasinya memainkan lidahnya di Payudara ku dan tangannya di memek Tari, sementara Maria makin asyik mengerjai Kang Dayat meremas-remas kantung kemaluannya itu sambil terus memainkan kontol Kang Dayat diantara tangan dan bibir kemaluannya itu,. Membuat Kang Dayat tak bertahan lama..
Tubuh Kang Dayat kembali bergetar-getar hebat, ia gemetaran tapi wajahnya seperti orang yang sedang menahan rasa sakit.Kontol Kang Dayat kembali mengeluarkan cairan spermanya itu, ia merintih-rintih menahan sakit menghentikan gerakan tangannya di memek-ku dan memek Tari, ia seperti orang yang sedang begitu menahan rasa ngilu. sementara Maria pun langsung turun, melihat kontol Kang Dayat yang seperti mengkerut itu, wajah Maria tampak puas mengerjai Kang Dayat seperti itu.
“Wah jangan-jangan Kang Dayat emang impotent nich.”Aku menyambar kesempatan yang dibuat oleh Maria.
“Eh enak aja, ini kan belum keras aja,.”Elak Kang Dayat,
“Tapi ini kan udah ampe keluar lagi Kang.”Tanya Tari, seperti biasa dengan gaya-nya yang polos.
“Ya itu sich sial aja Neng.”Kata Kang Dayat
“Ah yang bener Kang.”Maria mengunakan jarinya menekan-nekan kontol Kang Dayat yang lemah itu.
“Iya bener Neng.”Katanya menahan rasa sakit.
“Kalau gitu aku mainin lagi ya Kang.”Ancam ku, menarik kontol Kang Dayat, seperti ingin mengocoknya.
“Ampun dech Neng ampun.Iya Kang Dayat Impotent”Kata Kang Dayat tak tahan, kalang kabut, kontolnya kian layu setelah terpaksa 3 kali memuntahkan spermanya terlebih dengan kontolnya yang tak bisa keras itu, kata dia sich sedikit ngilu.
“Nah, Kang Dayat mulai sekarang jangan suka iseng ya!” Kataku, sambil membelai wajahnya.
“Iya Neng, gak lagi, janji dech!”
“Nah Kang Dayat juga gak mungkin kan cerita keimpotenaan Kang Dayat kesebar.”Kata-ku lagi.
“Iya Neng, Kang Dayat negrti musti gimana, Janji.” Wajahnya masih ditekuk
“Ya kalau gitu Kang Dayat mandi dulu sana,.hehehe..”Maria mentertawai kontol Kang Dayat yang sekarang benar-benar terkulai lemah tak berdaya.
“Gak dimandiin Neng ??”Tanya Kang Dayat masih tak tahu malu.
“Tar ya Kang, kalau udah bisa tegak anu-nya.”Tari ikut-ikutan mentertawai Kang Dayat yang akhirnya mau mengakui kalau dia Impoten.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar