Pada waktu itu aku masih duduk di SMP kelas II, pernah terjadi kejadian
yang sangat mengasyikan dan lebih baik ini jangan ditiru. Pada waktu di
SMP, aku termasuk anak yang cukup nakal dan sekolahku itu pun merupakan
sekolah yang banyak menampung para anak-anak nakal, sehingga tanpa
kusadari aku pun bisa dibilang lumayan lebih banyak nakalnya dari pada
baiknya.
Saat itu ada seorang teman sekelasku yang bernama Ika.
Ika memang cewek yang paling dekat dengan cowok dan terkenal paling
bandel juga nakal. Tidak jarang teman-teman pun menyimpulkan bahwa dia
cewek binal, karena dia berpenampilan agak seronok dibandingkan
teman-temannya, yaitu dengan baju sekolah yang tidak dimasukkan ke
dalam, melainkan hanya diikat antar ujung kain dan menggunakan rok yang
sangat minim dan pendek, yaitu satu telapak tangan dari lutut. Ika
seorang gadis yang cukup manis dengan ciri-ciri tinggi yang pada waktu
itu sekitar 160 cm, berat badan 45 kg dengan kulit putih serta bentuk
wajah yang oval. Ika memiliki rambut sebahu, hitam tebal, pokoknya oke
punya tuh doi.
Setelah bel kelas berbunyi yang tandanya masuk
belajar, semua murid-murid masuk ke kelas. Tetapi anehnya, empat anak
yang terdiri dari 3 cowok dan 1 cewek itu masih mengobrol di luar kelas
yang tempatnya tidak jauh dari WC, dan sepertinya terjadi kesepatan
diantara mereka. Setelah pelajaran kedua selesai, teman-teman cowok yang
bertiga itu meminta ijin keluar untuk ke WC kepada guruku yang mengajar
di pelajaran ketiga, sehingga membuatku curiga.
Di dalam hatiku aku bertanya, "Apa yang akan mereka perbuat..?"
Tidak
lama setelah teman-teman cowok meminta ijin ke WC tadi, malah Ika pun
meminta ijin kepada guru yang kebetulan guru pelajaran Bahasa Indonesia
yang lumayan boring. Rasa penasaranku makin bertambah dan teman-temanku
juga ada yang bertanya-tanya mengenai apa yang akan mereka perbuat di
WC. Karena aku tidak dapat menahan rasa penasaranku, akhirnya aku pun
meminta ijin untuk ke WC dengan alasan yang pasti. Sebelum sampai di WC
kulihat teman-teman cowok kelasku yang bertiga itu kelihatannya sedang
menunggu seseorang. Tidak lama kemudian terlihat Ika menuju tempat
teman-teman cowok tersebut dan mereka bersama-sama masuk ke kamar WC
secara bersamaan.
Rasa penasaranku mulai bertambah, sehingga aku
mendekati kamar WC yang mereka masuki. Terdengar suara keributan seperti
perebutan makanan di ruangan tersebut. Akhirnya aku masuk ke kamar WC,
secara perlahan-lahan kubuka pintu kamar WC yang bersampingan dengan
kamar WC yang mereka masuki, sehingga percakapan dan perbuatan mereka
dapat terdengar dengan jelas olehku.
"Hai Tun, Sep, siapa yang akan duluan..?" tanya Iwan kepada mereka.
Dijawab
dengan serentak dari mulut Ika seorang cewek, dia menjawab dengan nada
menantang, "Ayo.., siapa saja yang akan duluan. Aku sanggup kok kalaupun
kalian langsung bertiga..!"
Aku bertanya-tanya, apa sih yang mereka
perundingkan, sampai-sampai saling menunjuk dan menantang seperti itu.
Tapi aku tetap terdiam membisu sambil memperhatikan kembali, apa yang
akan terjadi.
Setelah itu, tidak lama kemudian Asep menjawab
dengan nada ringan, "Yah udah, kalau begitu Kita bertiga bareng-bareng
ajah. Biar rame..!" katanya.
Langsung disambut ucapan Asep tersebut oleh Ika, "Ayo cepetan..! Nanti keburu pulang sekolah."
Dan akhirnya Utun pun berucap, "Ayo Kita mulai..!"
Setelah
itu tidak terdengar suara percakapan mereka lagi, tetapi terdengar
suara reslueting yang sepertinya dibuka dan juga suara orang membuka
baju.
Tidak lama kemudian terdengar suara riang mereka bertiga
dengan ucapan menanyakan pada Ika, "Hey Ka.., Siapa sih yang paling
besar alat kelamin Kami bertiga ini..?"
Ika pun menjawab dengan nada
malu-malu, "Kayanya sih Utun yang paling gede, hitam lagi." dengan
sedikit nada menyindir dan langsung dijawab oleh Utun, "Hey Ka..!
Cepetan buka tuh baju Kamu, biar cepet asik si Joni, Kita nih enggak
kuat lagi..!"
Setelah terdengar Ika membuka bajunya, tidak lama
kemudian terdengar suara teman-teman cowok bertiga, Utun, Asep, Iwan
dengan nada ganas, "Wauw.., benar-benar body Kamu Ka, kaya putri turun
dari langit..!"
Tidak lama kemudian Asep bertanya pada Ika, "Ka..,
kalau Aku boleh tidak meraba buah dadamu ini yang bagaikan mangkuk mie
ini Ka..?"
Ika pun menjawab dengan nada enteng, "Yah sok aja, yang penting jangan dirusak ajah..!"
Utun
pun sepertinya tidak mau kalah dengan Asep, dia pun bertanya, "Ka..,
Aku bolehkan memasukkan alat kelaminku ke lubang gua rawamu ini kan
Ka..?" sambil meraba-raba alat kelamin Ika.
Ika pun menjawab dengan
nada mendesak, karena alat kelaminnya sepertinya sedang diraba-raba oleh
Utun, "Aahh.. uhh.. boleh Tun.. asal jangan sangar yah tun..!"
Dan
terakhir terdengar suara Iwan yang tak mau kalah juga, "Ka.., Aku boleh
kan menciumimu mulai dari bibir hingga lehermu Ka.., boleh kan..?"
Ika menjawab dengan nada seperti kesakitan, "Awww.. Uuuhh.. iya-iya, boleh deh semuanya..!"
Suara-suara
tersebut terdengar olehku di samping kamar WC yang mereka isi, yang
kebanyakan suara-suara tersebut membuat saya risih mendengarnya,
seperti, "Aaahh.. eehh.. aawww.. eh-eh.. oww-oowww.. sedap..!"
Dan
tidak lama kemudian terdengar suara Ika, "Kalian jangan terlalu nafsu
dong..!" kata Ika kepada teman-teman cowok tersebut, "Karena Aku kan
sendirian.., sedangkan Kalian bertiga enggak sebanding dong..!"
Tetapi
mereka bertiga tidak menjawab ucapan Ika tersebut, dan akhirnya
terdengar suara jeritan kesakitan yang lumayan keras dari Ika,
"Aaawww.., sakit..!"
Ika kemudian melanjutkan dengan ucapan, "Aduh Tun.., Kamu udah mendapatkan keperawanan Saya..!"
Dijawab dengan cepat oleh Utun, "Gimana Ka..? Hebatkan Saya."
Setelah
itu Utun pun mendesah seperti kesakitan, "Adu.. aduh.., kayanya alat
kelaminku lecet deh dan akan mengeluarkan cairan penyubur." kata-katanya
ditujukan kepada teman-temannya.
Tidak lama kemudian Iwan bertanya kepada Ika, "Ka aku bosan cuma menyiumi Kamu aja Ka.., Aku kan kepingin juga kaya Utun..!"
Iwan
pun langsung bertukar posisi, yang anehnya posisi Iwan tidak sama
seperti yang dilakukan Utun, yaitu memasukkan alat kelaminnya ke lubang
pembuangan (anus) dari belakang, sehingga Ika tidak lama kemudian
menjerit kedua kalinya.
"Aaawww.. Iiihh.. perih tahu Wan..! Kamu sih salah jalur..!" rintih Ika menahan sakit.
Tetapi
sepertinya Iwan tidak menghiraukan ucapan Ika, dan terus saja Iwan
berusaha ingin seperti Utun, sampai alat kelaminnya mencapai klimaks dan
mengeluarkan cairan penyejuk hati. Hanya berlangsung sebentar, Iwan pun
menjerit kesakitan dan alat kelaminnya pun dikeluarkan dari lubang
pembuangan dengan mengatakan, "Aaahh.., uuhh.., uuhh.., enaak Ka,
makasih. Kamu hebat..!"
Asep yang setia hanya meraba-raba payudara
Ika dan sekali-kali menggigit payudara Ika. Tetapi ternyata akhirnya
Asep bosan dan ingin seperti kedua temannya yang mengeluarkan cairan
penyubur tersebut sambil berkata, "Ka.., Aku juga mau kaya mereka dong,
ayo Ka..! Kita mainkan.."
Ika menjawab dengan nada lemas, "Aduh Sep..! Kayanya Aku udah capek Sep, sorry yah Sep..!"
Akhirnya
Asep kesal pada Ika dan langsung saja Asep menarik tangan Ika kepada
alat kelaminnya dengan menyodorkan alat kelaminnya.
"Ka.., pokoknya Aku enggak mo tahu.., Aku pinggin kaya mereka berdua..!"
Ika menjawab dengan nada lemas, "Aduh Sep.., gimana yah, Aku benar benar lemas Sep..!"
Aku tetap terdiam di kamar WC tersebut.
Ada
sekitar 45 menit berlanjut, dan aku pun berpikir apakah mungkin mereka
berbuat oral seks karena masih duduk di SMP. Hal ini mendorong rasa
penasaran tersebut untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi. Akhirnya
aku dapat melihat mereka dari atas, karena kamar WC di sekolahku pada
waktu itu tembok pembaginya tidak tertutup sampai dengan atas langit,
sehingga aku dapat melihat mereka berempat. Karena kesal akibat Asep
tidak dipenuhi permintaannya, akhirnya Asep menarik kepala Ika ke depan
alat kelaminnya yang sudah menegang tersebut.
Asep berkata dengan
nada mengancam kepada Ika, "Ayo Ka..! Kalo gitu kelomohi alat kelaminku
hingga Aku merasakan enaknya seperti mereka..!"
Setelah berusaha
memanjat untuk melihat adgean secara langsung, aku dapat melihat dengan
jelas. Ika seorang cewek langsung saja mengerjakan apa yang disuruh oleh
Asep, sedangkan temannya yang berdua lagi, Utun dan Iwan duduk di
lantai, tergeletak menahan rasa enak bercampur sakit yang mereka rasakan
tersebut.
Tidak berlangsung lama, Asep berkata kepada Ika,
"Ka.., Ka.., Ka.., ahh.. aah.. awas Ka..! Aku akan mengirimkan cairan
penyuburku yang hebat ini..!"
Kulihat Ika langsung menyopotkan alat
kelamin Asep dari mulutnya, dan terlihat raut wajah Ika yang sayu dan
sendu bercampur gembira karena dapat uang dan sedih karena
keperawanannya sudah hilang oleh mereka bertiga. Dasar Asep sedang
kesal, Asep menyemprotkan cairan penyuburnya kepada Ika dan kedua
temannya dengan mendesis kesakitan terlebih dahulu.
"Aaahh.., uuhh.., Awas cairan penyuburku ini diterima yah..!" kata Asep sambil tangannya tetap mengocokkan penisnya.
Kulihat Asep menyempotkan cairan penyubur itu dari alat kelaminnya secara kasar.
Setelah
ada 15 menit sehabis Asep mengeluarkan cairan penyuburnya, kulihat
mereka langsung berpakaian kembali setelah mereka menyopotkan baju-baju
mereka sampai tidak tersisa sehelai kain pun. Sebelum mereka keluar, aku
langsung cepat keluar dari kamar mandi tersebut secara perlahan-lahan
agar tidak terdengar oleh mereka. Kemudian aku menuju ke kelas yang
telah memulai pelajarannya dari tadi. Hanya berselang beberapa menit,
mereka masuk ke kelas seorang-seorang agar tidak ketahuan oleh guru
kami.
Hari itu tidak terasa lama sampai bel keluar sekolah
berbunyi. Kulihat mereka bertiga teman cowokku, Asep, Iwan, Utun sedikit
lelah, seperti kehabisan nafas dan anehnya mereka berjalan seperti
kehabisan tenaga.
Karena aku suka iseng ke temen, aku langsung
bertanya kepada mereka bertiga, "Hey Kalian kayanya pada lemes banget.
Habis ngebuat su.., sumur yah..?"
Langsung dijawab dengan enteng oleh
perwakilan mereka bertiga, yaitu Asep, "Iya Bie, enak tahu kalo ngegali
sumur tersebut dengan rame-rame..!"
"Ohh gitu yah..?" jawabku dengan tersenyum karena tahu apa yang mereka perbuat tadi.
Tidak
jauh dari tempatku berdiri, kulihat Ika berjalan sendirian dengan
memegang tas kantongnya yang sehari-hari tasnya selalu di atas
pundaknya. Sekarang hanya dibawa dengan cara dijingjing olehnya.
Langsung saja aku memanggilnya, "Ka.., Ika.. Ka.. tunggu..!"
Ika menjawab dengan nada lemas, "Ada apa Bie..?"
Karena
aku juga ingin iseng padanya, kulangsung bertanya, "Ka.., kayanya Kamu
kecapean. Habis tertembak peluru nyasar yang menghajarmu, ya Ka..?"
Ika
pun menjawab dengan nada kesal, mungkin bahkan tersindir, "Yah.. Bie..,
bukan peluru nyasar, tapi burung gagak yang nyasar menyerang sarang
tawon dan goa Hiro, tahu..!"
Mendengar nadanya yang tersinggung, aku langsung meminta maaf kepada Ika.
"Ka.., maaf. Kok gitu aja dianggap serius, maaf yah Ka..?" kataku menenangkannya sambil tersenyum bersahabat.
Karena aku penasaran, aku langsung menyerempet-menyerempet agar terpepet.
"Ka..,
boleh enggak Ka, Aku coba masuk ke goa Hiro tersebut..? Kayanya sih
asik.. bisa terbang kaya burung..!" pintaku sambil tertawa pelan.
Karena
Ika sudah kesal dan lelah, Ika menjawab, "Apa sih Kamu Bie..? Kamu mau
goa Saya, nanti dong antri.., masih banyak burung yang mau masuk ke
goaku, tahu..!"
Dan akhirnya aku tertawa dengan rasa senang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar